Minggu, 13 Juni 2010

Ketakutanmu adalah sahabat baikku !

Alkisah ... para penduduk sekitar dimana kyai kebal wirang tinggal geger ! Ketentraman desa mereka dirusak oleh suatu mahkluk yang mengerikan dan tidak jelas asal usulnya.  Mahkluk tersebut menghisap darah hewan peliharaan yang dimiliki penduduk. Hampir semua ternak penduduk menjadi korban.  Hanya beberapa orang saja yang ternaknya aman dari jarahan mahluk tersebut.
Maka diadakanlah pertemuan besar di balai desa untuk membahas masalah ini.  Para petinggi desa dan seluruh masyarakat berkumpul.  berbagai komentar dan keluhan menyeruak.  Kontan balai desa yang biasanya sunyi menjadi seperti pasar tiban.Komentar-komentar seram bersahut-sahutan.

Pak Lurah pusing sendiri ! Akhirnya ia meminta pendapat kyai kebal wirang. 

"Bagaimana menurut pendapat kyai ?", tanya pak lurah

"Kita tidak boleh mempercayai berita yang tidak jelas dan menuduh secara sembarangan", jawab sang kyai kalem. "kita tanya saja penduduk agar memberikan gambaran yang jelas tentang mahkluk ini. "


Maka para penduduk diminta menerangkan masalah mahkluk aneh ini.  satu per satu mereka berkomentar.


- "mahkluk itu berwarna hitam dengan mata yang merah menyala.  menakutkan sekali"

+ "Badannya tinggi besar dan punya taring dimulutnya "

- "Kukunya panjang dan runcing semua"

+" tidak hanya itu.. ia menyedot darah sapi pak Sastro.  saya melihatnya sendiri.. sumpah !!! "

- "saya takut ia akan memakan anak saya "

+ " Kemarin kambing tetangga saya tiga-tiganya habis disedot darahnya."

- " rambutnya panjang dan menyala-nyala seperti api"


Kyai gendeng dengan sabar mendengarkan keluhan penduduk.  sampai akhirnya ia berkata :

"Saya bingung sendiri ! saya ini orang bodoh.  namun tidak ada yang saya takuti kecuali Allah. Menangkap mahkluk ini gampang buat saya.  yang saya takutkan kita salah menghakimi mahkluk yang tidak bersalah"



- "ah....  bilang saja kyai tidak bisa.  banyak alasan !  "

+ "Ayo dong... pak Kyai... katanya ngaku sakti... tangkap makhluk itu.  "

- "Jangan-jangan ini kyai palsu yang tidak bisa apa-apa."


Kyai kebal wirang tersenyum. dan berkata ugal-ugalan  :  "ada yang punya fotonya nggak ?  biar ndak salah tangkep.. hehehe.   Saya itu orang yang bodoh,  tanpa gambaran atau alat peraga dan foto yang jelas.  saya tidak mau !"


Sandal-sandal dan botol aqua beterbangan menerpa sang kyai gendeng !  para penduduk marah dan merasa dilecehkan. Puluhan makian dan cercaan terlontar.


+" kyai goblog.  ngaku sakti tapi penakut !"

- "Kyai gombal.  ngomong thok... aja pinter."

+ "Kyai samber gelap.   minggat saja sana ..."


Untuk meredam kemarahan massa akhirnya pak Lurah menyuruh sang kyai pergi meninggalkan balai pertemuan.  Sang kyai pun dengan tenang acuh tak acuh keluar ruangan diiringi sorakan dan hujatan massa yang jengkel.

Lima menit berlalu, balai desa semakin riuh.  Kembali pak Lurah pusing meredam kebingungan dan ketakutan rakyatnya.

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka sebagian.  Nongollah kepala sang kyai gendeng. 



"huuu.....  kyai gombal... kenapa balik lagi ??!!! ", teriakan masa mempermalukan sang kyai.



Kyai kebal wirang tersenyum, tidak marah.

"Ah.... maafkan saya telah mengganggu.  hanya ingin memastikan dan meminta pendapat saudara sekalian.  apakah mahkluk yang kalian takutkan adalah  seperti yang saya pikirkan ", kata sang kyai sambil membuka pintu dan menggandeng mesra mahkluk yang memang menyeramkan. Badan tinggi hitam, berambut api, bertaring dan berkuku tajanm. Persis seperti yang dideskripsikan penduduk.

Berhamburan dan bubarlah para penduduk menyelamatkan diri dengan kengerian.  ada yang pingsan.  ada yang gemetaran menangis. ada yang terkencing-kencing di tempat.  Pak lurah bersembunyi di bawah meja.


"Loooh.... kenapa pada bubar dan ketakutan seperti itu ? Memang seperti ini ya ?  kalau iya... tidak perlu takut ! Dia itu tamu dan sahabat baik saya yang sedang berkunjung sementara di padepokan saya.  Ia tidak akan melukai sampeyan semua.  saya jamin !  Ia baik lho... oh ya... perlu Sampeyan semua ketahui, ia dianugerahi oleh Allah,  keahlian  untuk hanya makan darah hewan yang didapat dengan cara tidak halal. ...",  kata sang kyai gendeng kalem penuh kemenangan .. :)

4 komentar:

  1. edan juga si kyai

    BalasHapus
  2. wakwakakakakak...

    kiai gendeng.. tapi sangar.. like this.. :-)

    BalasHapus
  3. @MES : Itulah... yang waras dianggap gendeng, yang gendeng dianggap waras. capek deh... hehehe

    BalasHapus
  4. entah gendheng atau waras..
    intinya berakhir pada kebaikan..
    kalau kata pak tri = kedewasaan anda sangat dibutuhkan.. hehehe..

    BalasHapus